Pengikut
Rabu, 02 Februari 2011
Uni Eropa Terus Dukung MoU Perdamaian RI-GAM
Diposting oleh Rakyat Aceh 0 komentar
Aplikasi Tiga Perspektif Human Security dalamProses Perdamaian untuk Aceh
Diposting oleh Rakyat Aceh 0 komentar
Cerita Sekilas tentang Hasan Tiro
Diposting oleh Rakyat Aceh 0 komentar
Biografi – Profil Muhammad Hasan di Tiro
Diposting oleh Rakyat Aceh 0 komentar
Buku Hasan Tiro Diluncurkan
Manajer Bandar Publishing Lukman Emha mengatakan kehadiran buku "Hasan Tiro: The Unfinished Story of Aceh" adalah dokumen tertulis untuk menumbuhkan spirit, dan tekad masyarakat Aceh.
"Hasan Tiro merupakan salah satu tokoh penting bagi Aceh yang patut dikenang dan diakui terhadap pemikirannya dalam pembangunan peradaban Aceh selama 30 tahun silam," katanya.
Tgk Muhammad Hasan Tiro lahir di Pidie, 25 September 1925 dan wafat pada 3 Juni 2010, akibat penyakit jantung.
Sebelum meninggal dunia, Hasan yang mengasingkan diri di Stockholm, Swedia sejak 1976, sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA).
Lukman mengatakan, buku itu bukan hasil terjemahan dari karya monumental mendiang Hasan Tiro yang berjudul The Price of Freedom: The Unfinished Diary.
Tapi merupakan catatan dan tulisan 44 penulis dari berbagai latar belakang dan tempat mengenai sosok yang dinilai banyak kalangan tak tergantikan itu.
Selain menceritakan Hasan Tiro, buku tersebut juga memuat petikan wawancara dengan pakar Etnografi dari Cornell University Amerika Serikat, Prof James P Siegel.
"Kami juga menyertakan naskah pidato Hasan Tiro di hadapan masyarakat Aceh yang memadati halaman Masjid Raya Baiturrahman 11 Oktober 2008, saat kali pertama ia kembali ke Aceh," katanya.
Pada bagian pertama buku yang disunting Husaini Nurdin itu terdapat obituari yang ditulis Nezar Patria berjudul "Melukiskan Hasan Tiro".
Diposting oleh Rakyat Aceh 0 komentar
Hasan Muhammad di Tiro
Pengakuan orang Aceh terhadap Tengku Hasan bukan hanya karena perjuangannya. Dalam tubuhnya mengalir darah biru para pejuang Aceh. Tengku Hasan lahir di Pidie, Aceh, pada 25 September 1925 di Tanjong Bungong, Lameulo, sekitar 20 km dari Sigli. Dia adalah keturunan ketiga Tengku Chik Muhammad Saman di Tiro. Hasan merupakan anak kedua pasangan Tengku Pocut Fatimah dan Tengku Muhammad Hasan. Tengku Pocut inilah cucu perempuan Tengku Chik Muhammad Saman di Tiro yang juga Pahlawan Nasional Indonesia.
Pada Januari 1965, Hasan menggagaskan ide Negara Aceh Sumatra Merdeka. Jadi, apa yang dilakukannya dengan memproklamasikan Negara Aceh Merdeka pada 4 Desember 1976 hanyalah kristalisasi dari ide yang sudah disosialkannya sejak 1965.
Biodata
- Nama : Teungku Hasan Muhammad di Tiro
- Lahir : 25 September 1925, Pidie, Aceh
- Orangtua : Pocut Fatimah (Ibu), Teungku Muhammad Hasan (Ayah)
- Istri : Dora, keturunan Yahudi Amerika (Sebelumnya pernah masuk Islam, lalu cerai)
- Anak : Karim di Tiro (Doktor Sejarah dan mengajar di AS)
- Alamat : Norsborg, Stockholm, Swedia
Pendidikan
- Fakultas Hukum UII, Yogyakarta (1945)
- Ilmu Hukum International, Universitas Columbia
Pengalaman Organisasi
- Pernah aktif dalam Pemuda Republik Indonesia (PRI)
- Pernah menjabat Ketua Muda PRI di Pidie pada 1945
- Staf Wakil Perdana Menteri II dijabat Syafruddin Prawiranegara
- Staf penerangan Kedutaan Besar Indonesia di PBB
- Presiden National Liberation Front of Aceh Sumatra
- Dinas Penerangan Delegasi Indonesia di PBB,AS, 1950-1954
- Ketua Mutabakh, Lembaga Nonstruktural Departemen Dalam Negeri Libya
- Pernah kuliah di UGM Yogya
- Dianugerahi gelar Doktor Ilmu Hukum University of Plano,Texas
- Lulusan University Columbia dan Fordam University di New York
Karya-karya
- Mendirikan "Institut Aceh" di AS
- Dirut dari Doral International Ltd di New York
- Punya andil di Eropa, Arab dan Afrika dalam bisnis pelayaran dan penerbangan
- Diangkat oleh Raja Feisal dari Arab Saudi sebagai penasehat agung Muktamar Islam se-Dunia (1973)
- mendeklarasikan Aceh merdeka pada 4 Desember 1976
- 1976-1979 untuk melawan pemerintah Indonesia
- Artikel berjudul The Legal Status of Acheh Sumatra under International Law 1980
- The Unfinished Diary
- Atjeh Bak Mata Donya (Aceh Dimata Dunia)
- Terlibat sebuah "federasi" 10 daerah di Sulawesi, Sumatra, dan Maluku perlawanan terhadap pemerintahan Soekarno
- Menggagaskan ide Negara Aceh Sumatra Merdeka,1965
sumber http://id.wikipedia.org
Diposting oleh Rakyat Aceh 0 komentar
Status Wali Nanggroe Aceh Dibicarakan di Hawaii
Tulisan ini sambungan dari tulisan sebelumnya: Membongkar Perjuangan Hasan Tiro.
Diposting oleh Rakyat Aceh 0 komentar
Membongkar Perjuangan Hasan Tiro
Foto diambil The Price of Freedom: The Unfinished Diary of Tengku Hasan Di Tiro.
Catatan: Teks di atas merupakan paragraph pertama dari Deklarasi Kemerdekaan Aceh yang saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dari buku The Price of Freedom: The Unfinished Diary of Tengku Hasan Di Tiro. Teks asli adalah sebagai berikut:
“We, the people of Acheh, Sumatra, exercising our right of self-determination, and protecting our historic right of eminent domain to our fatherland, do hereby declare ourselves free and independent from all political control of the foreign regime of Jakarta and the alien people of the island of Java. Our fatherland, Acheh, Sumatra, had always been a free and independent Sovereign State since the world begun…”
Foto diambil dari The Unfinished Diary of Tengku Hasan Di Tiro. Beberapa saat sebelum Hasan Tiro kembali ke Aceh bulan Oktober 1976. Caption foto tertulis sebagai berikut:From right: Secretary General of the United Nations, Dr. Kurt Waldheim; Ambassador of France; H. H. Tengku Hasan di Tiro, President of Doral International Ltd. and Chairman of Atjeh Institute in America; Philippine Ambassador for the U.N. On the occasion of the signing of International Tin Agreement, 1976, at the United Nations Headquarters in New York. Photo by Gamma Diffusion, Paris.
Diposting oleh Rakyat Aceh 0 komentar
Selasa, 01 Februari 2011
Tentang Jejak dan Janji
Diposting oleh Rakyat Aceh 0 komentar
Berharap Perubahan pada Mantan Kombatan
Empat tahun pascapenandatanganan MoU Helsinki, mantan pejuang GAM telah menjadi nakhoda Aceh dengan mengambil-alih jabatan-jabatan eksekutif dan legislatif sekaligus. Fase Aceh baru dengan tongkat pimpinan di tangan mantan kombatan telah dimulai. Aceh baru ditandai perubahan paradigma GAM dalam memaknai perjuangan, dari perjuangan bersenjata menuju perjuangan politik berbasis demokrasi. Aktivis GAM yang sebelumnya tidak mendapat kesempatan mewarnai negeri ini kini telah memperoleh kesempatan emas itu.
Agaknya, Aceh baru yang dicita-citakan oleh mantan kombatan dan orang Aceh adalah reinkarnasi Aceh lama. Dikatakan reinkarnasi Aceh lama karena yang diimpikan oleh rakyat adalah terwujudnya Aceh yang mandiri, berwibawa, makmur, cerdas, dan dapat bergaul dengan semua bangsa (kosmopolit) sebagaimana keadaan Aceh lama di masa kesultanan tempo dulu.
Diposting oleh Rakyat Aceh 0 komentar
Eksperimen “Demokrasi” ala Aceh
Diposting oleh Rakyat Aceh 0 komentar
Kenapa Hasan Tiro Berontak
Diposting oleh Rakyat Aceh 0 komentar
Blog Archive
-
▼
2011
(16)
-
▼
Februari
(16)
- Uni Eropa Terus Dukung MoU Perdamaian RI-GAM
- Aplikasi Tiga Perspektif Human Security dalamProse...
- Cerita Sekilas tentang Hasan Tiro
- Biografi – Profil Muhammad Hasan di Tiro
- Buku Hasan Tiro Diluncurkan
- Hasan Muhammad di Tiro
- Status Wali Nanggroe Aceh Dibicarakan di Hawaii
- Membongkar Perjuangan Hasan Tiro
- Tentang Jejak dan Janji
- Berharap Perubahan pada Mantan Kombatan
- Eksperimen “Demokrasi” ala Aceh
- Kenapa Hasan Tiro Berontak
- Anak Aceh Dilarang Pintar
- Berdasarkan Amanat UUPA
- Hasan Tiro Ingin Perdamaian Tetap Tumbuh di Aceh
- Ini Pesan Terakhir Hasan Tiro
-
▼
Februari
(16)